Trenggalek, jurnalmataraman.com – Dalam dua pekan terakhir harga ayam potong di pasar basah Trenggalek mengalami lonjakan signifikan. Dari semula Rp20.000 per kilogram kini harga ayam potong melonjak menjadi Rp27.000 per kilogram.
Kenaikan ini dikeluhkan sejumlah pedagang dan pembeli mengingat harga tersebut terbilang tinggi untuk kebutuhan sehari-hari. Salah satu pedagang ayam potong, Ulfa mengatakan bahwa harga ayam dari tengkulak sudah tinggi sejak beberapa waktu terakhir.
“Dari tengkulak harganya sudah naik. Mereka bilang karena harga pakan ayam naik. Jadi, otomatis kami juga harus menaikkan harga jual di pasar,” ujar Ulfa saat ditemui di Pasar Basah Trenggalek, Jumat (13/9).
Kenaikan harga ayam potong ini cukup mengherankan karena di sisi lain produksi ayam potong di Kabupaten Trenggalek justru meningkat signifikan. Dinas Peternakan Trenggalek mencatat pada semester pertama tahun 2025 saja, produksi ayam potong telah mencapai 704 ton. Angka ini hampir menyamai total produksi tahun 2024 yang sebesar 720 ton.
“Produksi ayam potong tahun ini berpotensi meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2024,” ungkap Kepala Dinas Peternakan Trenggalek Joko Susanto.
Menurut Joko peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah peternak ayam baru di berbagai wilayah Trenggalek. Fenomena ini mendorong tren produksi ayam yang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Meski produksi meningkat, harga ayam di pasaran tetap tinggi. Dinas Peternakan belum dapat memastikan apakah lonjakan produksi ini nantinya akan berdampak pada penurunan harga di pasar, mengingat faktor harga pakan masih menjadi kendala utama di hulu distribusi
( editor : Ima & Wahyu Adi )