TULUNGAGUNG, jurnalmataraman.com – Bulan Ramadan 2025 kali ini, berkah yang datang terasa cukup besar bagi Komarudin, seorang perajin kaligrafi asal Desa Sumberejokulon, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Di bulan penuh berkah ini, pesanan kaligrafi yang diterimanya meningkat drastis hingga tiga kali lipat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Komarudin mengungkapkan, pada bulan-bulan biasa, rata-rata ia hanya menerima sekitar tiga pesanan kaligrafi per bulan. Namun, di bulan Ramadan kali ini, dirinya telah menerima sebanyak 9 pesanan dengan berbagai model dan ukuran. Pesanan ini sebagian besar berasal dari kota-kota di Jawa Timur, seperti Kediri, Blitar, Malang, dan Jombang, bahkan ada juga yang berasal dari luar negeri.
“Alhamdulillah, pesanan kali ini sangat meningkat. Ramadan memang jadi momentum yang sangat spesial untuk karya kaligrafi. Saya dan istri bekerja keras untuk memenuhi permintaan ini,” ujar Komarudin dengan senyum puas.
Komarudin dan istrinya bekerja bersama dalam mengerjakan setiap pesanan kaligrafi. Karya-karya yang dihasilkan cukup unik karena menggunakan media kain bludru, dengan tulisan yang dibuat menggunakan lem silikon atau lem tembak. Untuk warna, ia menggunakan plastik foil prada yang menghasilkan warna putih, perak, dan emas yang elegan.
Dirinya menekuni seni kaligrafi sejak tahun 1990-an, dan telah berhasil mengembangkan berbagai teknik dan gaya dalam pembuatan kaligrafi. Selain pesanan dari dalam negeri, Komarudin pernah mengirimkan hasil karyanya ke luar negeri, termasuk negara Taiwan, Amerika, dan Qatar. Bahkan, ia juga pernah menerima pesanan replika kiswah atau kain penutup Ka’bah, yang biasanya dipasang di dalam masjid.
“Kegiatan saya ini sudah banyak dikenal di luar daerah. Bahkan pernah ada yang pesan untuk dikirim ke luar negeri. Ini semua berkat ketekunan dan kerja keras dalam mengembangkan seni kaligrafi,” kata Komarudin.
Harga kaligrafi karya Komarudin bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada ukuran dan tingkat kesulitan dalam pengerjaannya. Setiap kaligrafi yang dihasilkan tentu memiliki keunikan tersendiri, yang membuatnya layak dihargai tinggi.
Dengan pesanan yang terus meningkat, Komarudin berharap dapat terus mempertahankan kualitas karyanya dan memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. Baginya, bulan Ramadan bukan hanya sekadar berkah secara materi, tetapi juga kesempatan untuk terus berkarya dan mengembangkan seni kaligrafi yang telah menjadi bagian dari hidupnya.
(editor : Trias M.A)