Blitar, Jurnalmataraman. com – Para pedagang dan pemilik penggilingan beras di Kota Blitar mengeluhkan penurunan tajam dalam penjualan beras dalam beberapa bulan terakhir. Salah satu yang terdampak adalah distributor beras yang beroperasi di Pasar Pon, Oen Huu. Mereka menduga penurunan permintaan ini disebabkan oleh program bantuan beras yang terus diberikan oleh pemerintah daerah tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap stok beras di pasar.
Menurut sejumlah pedagang, bantuan beras yang diberikan secara rutin dan menyeluruh membuat masyarakat menjadi enggan membeli beras dari pasar, karena stok beras di rumah mereka sudah tercukupi.
“Masyarakat lebih memilih mengandalkan bantuan beras yang mereka terima, sehingga permintaan dari pembeli di pasar menurun drastis,” kata Oen Huu, Distributor Beras Kota Blitar.
“Hari ini (11/11/2024) untuk harga beras yang medium itu Rp11.000 sedangkan untuk premium masih di angka Rp 14.000 sebelumnya di angka Rp14.500 jadi saat ini penurunan harga sudah signifikan, faktor dari penurunan harga beras dikarenakan pemerintah banyak sekali memberi bantuan seperti Bansos, Banpang, Rastrada, ada lagi BPNT, geralan pangan murah, pasar murah, dan sebagainya itu yang menyebabkan harga beras itu menjadi drop karena masyarakan membeli beras di bantuan itu tadi menyebabkan pedagang pasar mengalami penurunan penjualan beras hingga 50%,” imbuhnya.
Selain pedagang, pemilik penggilingan beras juga merasakan dampak yang cukup signifikan. Fibri Firmansyah, pemilik penggilingan gabah di Blitar, mengungkapkan bahwa mereka harus membeli gabah dari petani dengan harga yang semakin tinggi, namun permintaan beras terus menurun.
“Situasi ini sangat merugikan kami. Harga gabah yang tinggi ditambah dengan penurunan permintaan beras membuat kami kesulitan untuk menjaga kelangsungan usaha,” ujar Fibri Firmansyah Pemilik Penggilingan Gabah.
“Jadi harga dari petani itu mintanya naik terus, ya mungkin mereka kerepotan masalah pupuk untuk saat ini, ini fakta nyata di lapangan terus sementara itu keinginan kita sebagai penggiling harganya turun agar kita bisa menjual, masalahnya pasar sangat drop penjualannya,” pungkasnya.
Para pedagang dan pemilik penggilingan beras di Blitar menuntut agar pemerintah lebih bijaksana dalam merencanakan dan menyalurkan bantuan beras. Mereka berharap kebijakan tersebut tidak justru membunuh perekonomian lokal dan dapat memberikan ruang bagi produk beras lokal untuk tetap berkembang.
“Kami menginginkan agar pemerintah mempertimbangkan dengan lebih matang sebelum memberikan bantuan. Jangan sampai bantuan yang seharusnya meringankan malah membebani pedagang lokal dan mengguncang ekonomi daerah,” tambah Oen.
Dalam kondisi seperti ini, mereka berharap ada kebijakan yang lebih seimbang, di mana bantuan beras tetap ada untuk yang membutuhkan, namun tidak mengganggu daya beli masyarakat terhadap produk beras lokal.
Penulis : Qithfirul Aziz
Editor : Harumi Ambar Sari
Ikuti WhatsApp Channel JTV Kediri dan dapatkan informasi terbaru dengan klik link berikut s.id/jtvkediriwa