Blitar, jurnalmataraman.com – Ahmad Redam Sunalis, pria berusia 40 tahun yang tinggal di Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, telah menciptakan sebuah inovasi yang memanfaatkan limbah abu sampah untuk dijadikan miniatur seni. Dengan keahlian dan dedikasinya, Sunalis telah berhasil mengubah sampah menjadi karya seni yang memiliki nilai estetika dan manfaat lingkungan. Salah satu karya utamanya adalah miniatur Garuda dan miniatur Candi Palah, yang terinspirasi dari simbol kebudayaan lokal, yaitu ikon Kabupaten Blitar.
Proses pembuatan miniatur ini dimulai dengan mengolah abu sampah yang dicampurkan dengan semen dan tetes tebu. Tetes tebu berfungsi sebagai pengikat yang memperkokoh hasil kerajinan, menjadikan miniatur lebih kuat dan tahan lama. Setelah campuran bahan tersebut siap, Sunalis mencetaknya menggunakan cetakan silikon untuk membentuk miniatur yang diinginkan, mulai dari Garuda hingga Candi Palah.
Sampai saat ini, Sunalis telah memasarkan karyanya di kalangan masyarakat sekitar, terutama di Kecamatan Kanigoro dan ke Pemerintah Desa. Harga untuk satu miniatur candi dimulai dari Rp75.000, sementara untuk miniatur Garuda dihargai sekitar Rp150.000. Karya-karya ini telah diterima dengan baik oleh masyarakat setempat, memberikan dampak positif dalam memanfaatkan sampah secara kreatif.
Sunalis tidak bekerja sendirian dalam menjalankan usahanya. Ia dibantu oleh satu orang warga yang turut serta dalam proses pembuatan dan pewarnaan miniatur. Selain itu, untuk pengolahan abu sampah, Sunalis bekerja sama dengan tiga orang yang membantu di TPS Terpadu Desa Jatinom. Kerja sama ini menunjukkan betapa pentingnya keterlibatan komunitas dalam mengelola sampah dan mengubahnya menjadi produk bernilai.
“Awal mulanya saya tidak sengaja menemukan candi yang sudah patah, saya bawa pulang saya benahi dan mencetak candi tersebut. Kami menggunakan bahan baku dari abu pembakaran karena bahannya melimpah dan bisa dijadikan sebagai pengganti pasir,” ujar Ahmad Redam Sunalis, Pembuat Miniatur Dari Abu Sampah.
Bagi Sunalis, pembuatan miniatur ini bukan sekadar untuk berbisnis. Ia memiliki tujuan lebih besar, yaitu untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan dan pentingnya mendaur ulang sampah. Melalui produk-produk karyanya, ia juga aktif dalam melakukan kegiatan kampanye edukasi tentang cara mengolah sampah, sehingga masyarakat lebih memahami dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan bagaimana cara menguranginya.
Selain itu, Sunalis berupaya mengedukasi masyarakat bahwa sampah, yang biasanya dianggap sebagai masalah, sebenarnya bisa diolah menjadi sesuatu yang berguna. Dengan demikian, ia turut berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan menciptakan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah secara bertanggung jawab.
Penulis : Qithfirul Aziz
Editor : Faisal Firdaus
Ikuti WhatsApp Channel JTV Kediri dan dapatkan informasi terbaru dengan klik link berikut s.id/jtvkediriwa