Kediri, jurnalmataraman.com – Suasana kemeriahan tampak menyelimuti halaman Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri, saat Festival Kali Brantas ke-4 digelar dengan penuh semangat dan antusiasme. Perhelatan akbar yang diselenggarakan oleh dosen dan mahasiswa Program Studi PGSD ini tidak hanya menjadi ajang seni, namun juga sebagai bentuk persembahan istimewa UNP Kediri dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Kediri yang ke-1146.
Festival kali ini mengusung semangat pelestarian budaya, edukasi, dan aktualisasi diri mahasiswa dalam bentuk pertunjukan seni kolosal. Lebih dari tujuh sanggar seni dari Kota dan Kabupaten Kediri turut ambil bagian, menampilkan berbagai tari tradisional, modern, serta pertunjukan teater yang memukau penonton.
Menariknya, kehadiran tamu kehormatan dari Amerika Serikat dan Inggris turut menambah semarak suasana, sekaligus memperkuat nilai apresiasi lintas budaya dalam kegiatan ini.
Rektor UNP Kediri, Dr. Zainal Afandi, M.Pd., menyampaikan rasa bangganya terhadap pencapaian mahasiswa dan dosen yang berhasil mengemas kekayaan budaya lokal menjadi sajian pertunjukan yang berkualitas. Ia juga menegaskan bahwa meski UNP Kediri belum memiliki fakultas seni, mahasiswa PGSD justru dididik untuk menjadi pendidik yang kreatif, kolaboratif, dan berbudaya.
“Festival ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan tidak hanya berada di dalam kelas, tapi juga hadir dalam ruang-ruang seni dan budaya. Kami ingin membentuk pendidik masa depan yang mampu menginspirasi melalui kreativitas dan pelestarian budaya,” tutur Dr. Zainal.
Sementara itu, dosen PGSD UNP Kediri, Wahyudi, menjelaskan bahwa Festival Kali Brantas bukan semata kegiatan seremonial, melainkan bagian dari pembelajaran langsung mata kuliah Pengembangan Seni Pertunjukan, yang memberikan pengalaman otentik bagi mahasiswa.
Ketua pelaksana, Roni Mahardika, menambahkan bahwa festival ini merupakan hasil kolaborasi panjang antara mahasiswa, dosen, komunitas seni, dan masyarakat lokal, sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai budaya Kediri.
Sebagai puncak acara, festival menyuguhkan pertunjukan drama tari kolosal berjudul “Bubuksah dan Gagangaking”, yang terinspirasi dari cerita rakyat Kediri. Penampilan ini memukau penonton dengan visual dan narasi yang kuat, serta menjadi simbol harmonisasi antara nilai spiritual, tradisi, dan ekspresi seni kontemporer.
Festival Kali Brantas kembali membuktikan bahwa kampus dapat menjadi ruang tumbuhnya budaya yang hidup dan bermakna, sekaligus memperkuat jati diri generasi muda sebagai penjaga warisan bangsa.
( Editor: Rafif & Trias M.A )