Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Penyakit cikungunya ditemukan di Desa Tapan, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung. Setidaknya ada 13 warga di dua RT yang saat ini terkena penyakit cikungunya.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tulungagung, Didik Eka Sunarya Putra mengatakan, temuan kasus cikungunya di Desa Tapan bermula dari warga yang datang ke puskemas untuk memeriksakan kesehatanya. Ketika dilakukan pemeriksaan ditemukan gejala yang mengarah pada penyakit cikungunya.
“Gejala yang ditemukan seperti ada bintik merah pada kulit, demam, mengalami nyeri dipersendian serta ada yang tidak bisa berjalan. Gejala ini seperti gajala penyakit cikungunya. Namun saat ini kondisi mereka sudah membaik,” tuturnya.
Didik mengungkapkan, akhirnya Dinkes Tulungagung menerjunkan tim epidemologi untuk melakukan pemeriksaan di Desa Tapan. Hasilnya, ada 13 warga di RT 3 dan RT 4, Desa Tapan yang terjangkit cikungunya.
“Kami juga menemukan disekitar tempat tinggal warga juga ditemukan banyak jentik-jentik nyamuk. Hal ini tentu menguatkan hasil temuan kasus cikungunya di Desa Tapan,” jelasnya.
Menurut Didik, penyakit cikungunya disebarkan melalui perantara nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Maka dari itu, untuk mencegah penularan cikungunya, Dinkes Tulungagung melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) massal menggunakan fogging.
“Kami mengimbau kepada masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaan serta menjaga kebersihan. Terutama melakukan 3M yakni menguras, menutup dan mengubur. Selain untuk mencegah penyebaran cikungunya, hal ini juga bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran demam berdarah,” pungkasnya. (mj/ham)