Tulungagung, jurnalmataraman.com, Pada awal tahun 2024 ini, sebanyak 18 kasus demam berdarah dengue (DBD) telah menjangkiti masyarakat Tulungagung.
Kepala Bidang (Kabid) Penanganan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardhani mengatakan, 18 kasus DBD di Tulungagung itu dimulai pada minggu awal tahun 2024 dengan rentang waktu tanggal 1 Januari 2024 hingga 7 Januari 2024.
Dari rentang waktu itu, ditemukan sebanyak 7 kasus DBD.
Kemudian pada pekan berikutnya, kasus DBD di Tulungagung mengalami peningkatan dengan jumlah 11 kasus.
“Pada awal tahun 2024, kami dikejutkan dengan adanya laporan kasus DBD. Sampai saat ini sudah ada sebanyak 18 kasus selama dua minggu terakhir,” katanya.
Desi menambahkan, dari belasan kasus DBD itu, ada dua orang yang terjangkit DBD dinyatakan meninggal dunia.
Kedua kasus korban DBD meninggal itu berada di Kecamatan Sumbergempol dan Kecamatan Pucanglaban.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan tahun 2023 lalu, pada periode yang sama.
Kasus DBD kali ini meningkat lebih dari 100 persen. Mengingat pada saat itu hanya ada 15 kasus.
“Bisa dibilang saat ini kecolongan, karena pada akhir Desember 2023 kemarin kami sudah melakukan antisipasi dengan melakukan PSN,” imbuhnya.
Lanjut Desi menegaskan, bahwa ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menekan penyebaran DBD.
Pertama, by person, yakni memberikan edukasi pentingnya melakukan PSN agar tidak ada jentik nyamuk di lingkungan warga.
Kedua, by program, yakni rutin melakukan fogging untuk memberantas nyamuk dewasa yang ada di lingkungan masyarakat.
Hanya saja, pihaknya lebih menekankan jika fogging itu bukan solusi pemberantasan DBD, sehingga PSN harus tetap dilakukan.
“Selain PSN, pemakaian lotion nyamuk atau obat nyamuk itu tetap harus digunakan, apalagi saat wilayah itu kerap terjadi hujan,” pungkasnya. (rga/mj)