Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Seorang pengendara motor tewas seketika, setelah tersambar kereta api (KA) Dhoho di perlintasan tanpa palang pitu, Desa Bendiljati Wetan, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung sore tadi, (20/6). Pengendara tersebut merupakan penjual sapu bernama Setu (66) warga Desa Bendiljati Kulon, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Kapolsek Sumbergempol, AKP I Nengah Suteja mengatakan, kecelakan yang melibatkan seorang kakek pengendara motor dan KA Dhoho jurusan Blitar-Tulungagung terjadi sekitar 14.10 WIB. Sebelum kejadian tersebut, korban tengah melaju dari arah utara menuju selatan hendak perlintasan kereta api tanpa palang pintu, Desa Bendiljati Wetan.
“Ketika hendak melintas, korban sudah diperingatkan untuk berhenti oleh relawan penjaga perlintasan yang ada di sebelah selatan perlintasan. Saat itu juga korban juga menghentikan motornya. Tapi ketika kereta melaju, korban posisinya semakin dekat dengan rel, akhirnya korban tersambar lokomotif,” tuturnya.
Suteja menjelaskan, korban yang tersambar lokomotif KA Dhoho itu terpental sejauh 6 meter. Akibatnya, korban mengalami luka para pada bagian kepala sehingga menyebabkan korban meninggal ditempat. Saat ini korban juga sudah dibawa ke RSUD dr Iskak Tulungagung.
“Untuk motor korban, kami amankan di penitipan barang bukti, Satlantas Polres Tulungagung,” jelasnya.
Menurut Seteja, pada saat kejadian kondisi perlintasan juga sepi dari pengendara, yang dimana hanya terdapat korban yang berada di selatan perlintasan tanpa palang pintu. Biasanya, ada dua relawan penjaga perlintasan tanpa palang pintu ini, tapi pada saat kejadian ini hanya ada satu relawan yang berjaga.
“Biasanya itu ada dua relawan yang berjaga dari utara dan selatan perlintasan. Nah, ini tadi bertepatan hanya ada satu relawan yang menjaga disebelah selatan,” ujarnya.
Sementara itu, Relawan Penjaga Perlintasan sekaligus saksi mata, Mustangin (35) mengungkapkan bahwa dia telah memberikan isyarat kepada korban untuk menghentikan kendaraanya, karena aka nada KA yang lewat. Seketika itu korban langsung berhenti.
“Awalnya saya lihat korban sudah berhenti. Tetapi ketika KA semakin dekat, korban sedikit memajukan motornya. Dan terjadilah kecelakan tersebut,” ungkapnya.
Mustangin menambahkan, bahwa pada saat kejadian dia tidak bisa memastikan secara pasti seperti apa kejadian itu. Karena pada saat itu, dia berada di sebelah selatan perlintasan. Dia baru mengetahui ada kecelakaan, setelah KA Dhoho melintasi perlintasan yang dia jaga.
“Ketika kejadian saya tidak tau pastinya. Tapi saya tau korban sudah terpental ke barat setelah KA Dhoho lewat. Ketika itu saya langsung menghampiri korban, dan melihat korban sudah tidak bergerak lagi,” pungkasnya. (mj/ham)