Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Di Tulungagung, ribuan guru honorer hingga kini belum mendapatkan insentif. Meski sebenarnya guru honorer bisa mendapatkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk insentif.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora) Tulungagung, Rahardian Puspita Bintara melalui Sekretaris Dispendikpora Tulungagung, Syaifudin Juhri mengatakan, saat ini jumlah guru honorer di Tulungagung mencapai 4.451 orang. Ribuan guru honorer tersebut tersebar di 594 SD dan 90 SMP di Tulungagung.
“Tiap sekolah rata-rata terdapat lima guru honorer,” tuturnya.
Udin menjelaskan, dari 4.451 guru honorer, hanya 2.528 guru honorer yang sudah mendapatkan insentif. Dengan rincian guru honorer SD sebanyak 1.839 orang dan guru honorer SMP sebanyak 689 orang.
“Jadi ada sekitar 1.923 guru honorer yang belum mendapatkan insentif,” jelasnya.
Namun untuk guru honorer yang belum mendapatkan insentif, sebenarnya bisa mendapatkan insentif melalui BOS. Meskipun hal itu juga tergantung dengan jumlah siswa. Apabila jumlah siswa sedikit, maka besaran insentif kepada guru honorer juga sedikit.
“Selain itu, lama mengabdi atau terhitung mulai tanggal (TMT) beban mengajar minimal harus terpenuhi, yakni selama 24 jam mengajar,” paparnya.
Selain itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo mengatakan status tenaga honorer akan selesai pada 2023. Sehingga tidak ada lagi pegawai berstatus honorer di instansi pemerintahan. Jadi pada 2023 nanti hanya ada dua jenis, yakni pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), yang keduanya disebut aparatur sipil negara (ASN).
Udin mengungkapkan bahwa hingga kini pihaknya belum mendapatkan petunjuk teknis (juknis) terkait penghapusan status guru honorer yang rencananya dilakukan pada 2023 mendatang. Jika juknis tersebut sudah turun, pihaknya akan mengadakan kajian dan koordinasi dengan pihak terkait.
“Kami belum mendapatkan juknis penghapusan guru honorer,” pungkasnya. (mj/ham)