Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Ternyata sampai saat ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tulungagung belum mampu mengakomodir semua sampah di Tulungagung. Setidaknya ada sekitar ratusan ton sampah yang belum dijangkau oleh DLH Tulungagung.
Sekretaris DLH Tulungagung, Makrus Manan mengatakan, dalam satu hari asumsi sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Tulungagung mencapai 500 Ton. Namun, DLH Tulungagung sampai saat ini baru bisa menangani 120 Ton sampah per hari.
“Memang terkait persoalan sampah di Tulungagung, kami belum bisa menangani secara maskismal. Karena sampai saat ini kami hanya bisa melayanai 120 Ton sampah per hari yang masuk ke TPA Segawe, Tulungagung,” tuturnya.
Makrus menjelaskan, 380 Ton sampah yang tidak tertangani oleh DLH Tulungagung, itu sebagain dikelola oleh masyarakat sendiri dengan cara dibakar dan dikumpulkan pada satu tempat. Ratusan ton sampah yang tidak tertangani, disebabkan karena keterbatasan jumlah armada dan petugas DLH Tulungagung.
“Dalam pelayanan sampah, memang kami menyesuaikan kemampuan prasarana yang kami miliki. Saat ini kami hanya memiliki 32 armada yang khusus menangani sampah. Dengan rincian, 6 dump truk, 22 amrol dan empat mobil pick up,” jelasnya.
Makrus menambahkan, dari 120 Ton sampah yang dihasilkan masyarakat Tulungagung tiap harinya, didominasi oleh sampah anorganik. Dengan persentase mencapai, 60 persen sampah anorganik dan 40 persen sampah organik.
“Sampah yang banyak masuk ke TPA Segawe itu sampah anorganik,” imbuhnya.
Menurut Makrus dengan keberadaan 32 bank sampah di Tulungagung ternyata belum mampu mengurai permasalahan sampah di Tulungagung. Pasalnya, beberapa bank sampah yang ada di Tulungagung juga tidak aktif. Selain itu, bank sampah hanya bisa mengelola sampah anorganik saja.
“Keberadaan bank sampah memang belum mampu mengurangi sampah di Tulungagung. Meskipun, beberapa sampah anorganik akhirnya bisa dimanfaatkan kembali oleh bank sampah,” pungkasnya. (ham/mj)