Kediri, jurnalmatraman.com Lestarikan budaya warisan leluhur, puluhan seniman yang tergabung di bawah naungan Putro Panji Laras Kediri, menggelar pentas budaya di kawasan wisata simpang lima gumul (SLG) Kabupaten Kediri, minggu.
Selain ajang pentas para seniman kuda lumpinglumping, acara tersebut juga untuk menambah dan mempererat silaturahmi di antara para seniman, khususnya pemain kuda lumping.
Acara diawali dengan memanjatkan doa oleh salah satu tokoh, dengan membakar kemenyan dan juga sesaji lengkap.
Selanjutnya para pemain kuda lumping dan barongan menunjukkan kemahirannya memainkan kuda lumping dan barongan, dengan mengikuti alunan dari gamelan.
Koordinator grup Jaranan Putro Panji Laras Ryan Vijaya Putra menyampaikan, kegiatan ini dalam rangka halal bihalal bersama para seniman di kabupaten Kediri. yang hadir ada beberapa pelaku kesenian yang hadir baik keroncong kandat dan para pelaku seni jaranan lokal khususnya kabupaten Kediri.
“ Harapan kami kesenian jaranan Kediri lebih maju dan lebih di kenal,” ucap Ryan koordinator grup jaranan.
Sementara sesepuh panji laras Mbah Roso berharap, kesenian jaranan kembali bergairah setelah sempat lesu akibat wabah covid kemarin. Kedepan kesenian jaranan di kabupaten Kediri lebih maju lagi dan dikenal ke mancanegara.
Kuda lumping sendiri menggambarkan kisah Putri Dewi Songgo Langit dari kerajaan Khadiri, yang diboyong ke Wengker bantar angin Ponorogo oleh Pujangganom.
Mereka berdua diiringi oleh singo barong yang diiringi oleh gamelan. Hingga saat ini kesenian kuda kepang menjadi kesenian khas Kediri. (rof/zla)