
Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Selama dua tahun terkahir, akibat pandemi Covid-19, banyak pembudidaya ikan gurami atau ikan konsumsi beralih ke ikan hias, karena lebih menguntungkan para pembudidaya. Hal itu berdampak pada naiknya harga serta langkanya stok ikan gurami, saat ini. Kondisi ini dikeluhkan oleh para pengusaha restoran di Tulungagung.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tulungagung, Nur Wakhidun membenarkan bahwa saat ini para pengusaha restoran tengah kesulitan mencari stok gurami di pasaran. Jikapun ada, ukuran ikan gurami tergolong kecil yakni diantara 3 ons hingga 4 ons.
“Mayoritas pengusaha restoran mengeluhkan stok gurami yang sulit dicari,” ujarnya.
Selain sulit, harga ikan gurami di pasaran juga melambung cukup tinggi. Jika harga normal ikan gurami adalah Rp 25 ribu hingga Rp 30 Ribu per kilogram (kg), saat ini harga ikan gurami menyentuh angka Rp 40 ribu per kg.
“Harga sudah tinggi, mecari stok ikan gurami juga sulit. Apalagi ikan gurami itu masih menjadi hidangan primadona,” ucapnya.
Wakhidun menjelaskan, meski harga dan stok ikan gurami sulit, pihaknya memilih untuk tidak menaikan harga dan mempertahankan kualitas dan harga bagi konsumen. Karena pada momentum Ramadan ini, tidak bisa serta merta manaikan harga.
“Kondisi sulitnya mencari stok ikan gurami serta melambungnya harga ikan gurami sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu. Apabila setelah Ramadan, kondisi tetap seperti ini, maka kami memprediksi harga akan semakin mahal,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Tulungagung, Lugu Tri Handoko mengatakan, sulitnya mencari ikan gurami di pasaran itu merupakan dampak pandemi Covid-19 pada dua tahun sebelumnya. Dimana ketika itu, para pembudidaya ikan konsumsi kesulitan mengeluarkan ikan hingga membuat mereka merugi.
Maka dari itu, akhirnya selama satu musim atau sekitar satu tahun lalu, para pembudidaya ikan konsumi beralih menjadi pembudidaya ikan hias, yang lebih menjanjikan. Bahkan pada momen tersebut harga ikan hias sangat tinggi dengan peminat yang juga tinggi.
“Dulu itu hampir 60 persen pembudidaya ikan konsumsi beralih ke ikan hias. Dan saat ini sudah tiga bulan terakhir mereka kembali lagi ke ikan konsumsi, karena harga ikan hias sudah jatuh. Dari sinilah membuat stok ikan konsumsi, khususnya ikan hias menjadi sulit,” tuturnya.
Lugu mengungkapkan, sedangkan untuk harga ikan gurami sendiri juga mengalami kenaikan. Dimana saat ini harga ikan gurami kering mencapai Rp 34 hingga Rp 35 Ribu per kg. Sedangkan untuk ikan gurami basah mencapai Rp 39 hingga Rp 40 Ribu per kg.
“Itupun para pembudidaya menjual usia gurami lebih dini yang memiliki berat hanya sekitar 4 ons,” ungkapnya.
Disinggung, kapan prediksi stok ikan gurami di pasaran kembali normal, Lugu memprediksi setelah tiga bulan ke depan, stok dan harga ikan gurami akan kembali normal. (mj/ham)