Nganjuk, jurnalmataraman.com, Deta Pariani 65 tahun warga Desa Kedungdowo, Kecamatan Nganjuk Kota, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menampakkan wajah sedih dan menagis, saat ditemui sejumlah awak media.
Nenek yang hidup dirumah sederhana dan sebatangkara ini, tiap sore dan malam mengaku takut, karena saat hujan selalu ada suara gemuruh tanah longsor, yang digerus oleh aliran sungai di belakang rumahnya.
Gerusan air kian terasa saat hujan deras, dan volume air meluap mengakibatkan aliran sungai semakin kecang. Maklum, posisi dapur rumahnya hanya berjarak sekitar 3 meter dari titik longsor.
Saat terjadi lonsor, ia hanya bisa pasrah dan berdoa agar dirinya selamat, dan rumahnya tidak ikut roboh. Ia kini mengaku trauma, sebab dapur dan kandang ayamnya sudah roboh, terbawa arus Sungai.
“Saya khawatir rumah saya roboh terkena longsor juga, setiap malam tidak bisa tidur, ya kalau terjadi longsor lagi saya diluar, berdoa meminta keselamatan itu saja,” ujarnya.
Kini ia meminta kepada pemerintah agar bisa cepat menangani longsor sehigga dirinya dan rumahnya bisa terselamatkan.(syar/dks)