Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Kasus suspek penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak di Tulungagung kini mencapai 103 kasus. 48 hewan ternak yang suspek PMK sudah sembuh, sedangkan sisanya masih dalam kondisi sakit.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo mengatakan, sebelumnya kasus suspek PMK di Tulungagung masih mencapai 48 kasus. Sedangkan hari ini, penambahan kasus suspek PMK di Tulungagung mencapai 103 hewan ternak. Dengan rincian 48 hewan sudah sembuh, 54 hewan masih sakit dan 1 ekor sapi suspek PMK dipotong paksa.
“Sebaran kasus suspek PMK berada di tujuh kecamatan di Tulungagung. Diantaranya Kecamatan Ngantru, Gondang, Rejotangan, Ngunut, Pagerwojo, Karangrejo dan Sendang. Temuan kasus suspek PMK paling banyak di Kecamatan Ngantru yang mencapai 27 sapi suspek PMK,” ujarnya.
Maryoto menjelaskan, untuk vaksin PMK dua minggu kedepan Pemprov Jatim baru mendapatkan vaksin tersebut. setelah itu, baru didistribusikan di setiap daerah di Pemprov Jatim. Nantinya vaksin PMK akan diberikan kepada hewan ternak yang kondisinya sehat. Sedangkan untuk hewan ternak yang masih sakit harus disembuhkan dulu sebelum diberikan vaksin PMK.
“Prioritas vaksin akan diberikan di Kecamatan Sendang dan Pagerwojo, karena merupakan sentral penghasil susu. Dimana dalam sehari, produksi susu bisa mencapai 150 ribu liter. Dan untungnya sampai saat ini suspek PMK belum ditemukan di sapi perah,” jelasnya.
Orang nomor satu di Tulungagung itu menambahkan, untuk pembukaan pasar hewan terpadu (PHT) di Tulungagung direncakan dua minggu kedepan. Namun untuk pedagang dari luar kota, tidak diperbolehkan masuk ke PHT Tulungagung, untuk mencegah penyebaran PMK.
“PHT akan kembali di buka ketika mendekati idul adha. Dan yang boleh berjualan adalah pedagang lokal Tulungagung,” imbuhnya.
Diketahui bahwa jumlah hewan ternak di Tulungagung terbilang cukup banyak. Dimana jumlah sapi perah mencapai 25 ribu ekor, sapi potong mencapai 144 ribu ekor, kambing mencapai 207 ribu ekor dan babi sebanyak 10,5 ribu ekor. (mj/ham)