Foto: Pekerja sosial ULT PSAI Tulungagung, Akrin Nur Huda
Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Kasus penelantaran anak di Tulungagung dapat dibilang tinggi. Rata-rata anak yang ditelantarkan merupakan korban broken home hingga merupakan anak pekerja migran Indonesia (PMI), (20/12/2022).
Pekerja sosial ULT PSAI Tulungagung, Akrin Nur Huda mengatakan, pada 2021 tercatat ada sebanyak 38 anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya. Dengan rincian 3 anak laki-laki dan 35 anak perempuan. Sedangkan pada 2022, kasus penelantaran anak mencapai 33 kasus.
“Kalau 2022 lebih banyak anak laki-laki yang ditelantarakan. Dari total 33 kasus, 21 diantaranya anak laki-laki dan 12 merupakan anak perempuan yang ditelantarkan,” tuturnya.
Akrin menjelaskan, anak yang masuk dalam kasus penelantaran merupakan anak yang ditinggal orang tuanya, sehingga anak tidak mendapatkan pengasuhan secara lengkap.
“Jadi anak yang ditelantarkan adalah anak yang ditinggal orang tuanya. Sehingga membuat pendidikan dan kesehatan anak sulit dijangkau,” jelasnya.
Menurut Akrin, ada beberapa faktor yang memunculkan kasus penelantaran anak di Tulungagung. Diantarnya, anak yang hidup dikeluarga broken home, anak yang ditinggal orang tua ke luar negeri (PMI, red), hingga orang tua yang tidak mampu secara ekonomi dalam mengasuh anak.
“Sejak anak ditelantarkan, rata-rata mereka hidup tidak menentu. Kadang diasuh oleh neneknya atau saudarnya sendiri, setelah ditelantarkan oleh orang tuanya,” paparnya.
Disinggung dimana saja sebaran kasus penelantaran anak, Akrin mengungkapkan bahwa kasus anak yang ditelantarkan tesebar di wilayah pesisir dan wilayah kantong PMI di Tulungagung.
“Kami banyak menemukan anak yang ditelantarkan itu di wilayah Kecamatan Besuki, Pucanglaban, Kalidawir dan sebagainya. Dimana wilayah tersebut meruapakan wilayah pesisir dan menjadi kantong PMI di Tulungagung,” terangnya.
Puluhan anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya, kemudian dilakukan pendampingan oleh ULT PSAI Tulungagung. Disisi lain pihaknya juga mengusulkan anak yang ditelantarkan mendapatkan bantuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan mereka.