Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Belasan desa di Tulungagung belum terjangkau signal alias Blank Spot. Hal ini disebabkan karena letak geografis serta minimnya minat pengusaha untuk membuka bisnis di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Tulungagung, Samrotul Fuad mengatakan, setidaknya ada 18 desa di Tulungagung yang masih blank spot. Yakni Desa Besuki dan Keboireng Kecamatan Besuki, Desa Ngrejo, Ngepoh, Tenggangrejo, Pakisrejo Kecamatan Tanggunggunung, Desa Panggungkalak, Samberbendo, Kaligentong, Manding, Panggunguni Kecamatan Pucanglaban, Desa Babadan Kecamatan Karangrejo, Desa Pucangan Kecamatan Kauman, Desa Pagerwojo Kecamatan Pagerwojo serta Desa Kedoyo Kecamatan Sendang.
“Tapi tidak semua wilayah di desa itu. Hanya beberapa RT dan dilokasi tertentu yang mengalami blank spot,” tuturnya.
Fuad menjelaskan, belasan desa yang mengalami blank spot disebabkan karena beberapa faktor. Seperti letak geografis desa yang berada di pegunungan atau dataran tinggi serta wilayah yang blank spot tidak menguntungkan bagi pebisnis untuk mengembangkan usahanya.
“Faktor yang sangat berpengaruh terkait blank spot ada dua yakni geografis dan bisnis,” jelasnya.
Selain itu, masih adanya blank spot di beberapa wilayah juga sangat mempengaruhi program pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang ditetapkan oleh Pemkab Tulungagung ditengah pandemi Covid-19. Karena banyak siswa yang berada di wilayah blank spot mendapatkan sinyal untuk PJJ.
“Tapi kami belum koordinasi dengan dinas terkait masalah PJJ bagi siswa yang tinggal di wilayah blank spot,” terangnya.
Dengan adanya fenomena blank spot di wilayah Tulungagung, pihaknya akan membuat program internet masuk desa. Namun dalam konteks ini, pihaknya hanya berhak untuk memberikan izin pendirian menara provider.
“Kami hanya memberikan rekomendasi penambahan menara provider, jadi bukan kami yang mendirikan menara. Kami juga akan tumbuhkan persaingan antar provider. Harus ada radius, jangan sampai terjadi area padat hutan menara,” pungkasnya. (mj/ham)